Tuesday, 20 April 2010
Enklave Oecusse-Ambeno adalah sebuah distrik di Timor Leste yang letak geografis wilayahnya dikelilingi oleh wilayah Indonesia. daerah ini sendiri terletak di pantai barat pulau timor. wilayah ini berbatasan langsung dengan kabupaten Timor Tengah Utara dan kabupaten Kupang yang masuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. ketika Timor-Timur masih berintegrasi dengan Indonesia distrik enklave Oecusse-ambeno ini bernama Kabupaten Ambeno dengan ibukotanya adalah Pante Makassar.
Jika dilihat wilayah ini memang terbilang unik karena wilayahnya yang dikelilingi oleh Indonesia. ada dua hal yang menyebabkan mengapa wilayah ini akhirnya menjadi wilayah Portugal pada saat itu. pertama karena wilayah ini adalah tempat pendaratan pertama orang Portugal di pulau Timor tepatnya di daerah Lifau, dan Portugal merasa wilayah yang pertama kali didudukinya harus tetap dikenang dan dipertahankan jangan sampai menjadi wilayah Belanda. kedua adalah adanya sebuah perjanjian di kota Den Haag yang berisi mengenai pembelian wilayah Portugal oleh Belanda seharga 80.000 florin (salah satu mata uang Balanda) akhirnya pulau Flores, pulau Solor menjadi milik belanda termasuk pulau Timor kecuali pulau Tomor bagian timur yang kini dikenal dengan Timor Leste dan juga Enklave Oecusse-Ambeno beserta pulau Jaco dan pulau Atauru. Ketika Timor-Timur akhirnya berintegrasi dengan Indonesia, wilayah ini sudah menyatakan integrasi terlebih dahulu sebelum wilayah Timor-Timur lainnya. dan ketika wilayah ini akhirnya berintegrasi dengan Indonesia banyak sekali kemajuan yang dicapai oleh wilayah ini mulai dari pembangunan dan peningkatan SDA yang sebelumnya tidak didapat pada masa Portugal. Namun kota-kota di wilayah ini akhirnya harus mengalami kehancuran yang dahsyat pasca pengumuman hasil referendum. Banyak bangunan yang berada di kota-kota di Kabupaten Ambeno pada saat itu yang hancur dan terbakar. Semua itu adalah buntut dari hasil jajak pendapat.
Kini setelah Timor Leste berdiri menjadi sebuah negara sendiri, wilayah ini pun masuk menjadi salah satu wilayahnya dengan nama distrik Oecusse-Ambeno dan bukan dipimpin oleh seorang bupati lagi melainkan oleh seorang Adminisrtador. Wilayah ini pun kini berusaha bangkit kembali setelah mengalami kehancurn yang sangat dahsyat akibat peristiwa jajak pendapat dahulu. Pada dasarnya wilayah ini sangat berbeda dengan wilayah Timor Leste lainnya secara budaya wilayah ini justru lebih condong mempunyai budaya yang sama dengan penduduk di Nusa Tenggara Timur. Bahkan bahasa sehari-hari di wilayah ini pun bukan bahasa Tetun malainkan bahasa Dawan.
Sumber :
Buku Islam di Timor-Timur karangan Ambarak A. Bazher
Wikipedia
0 comments:
Post a Comment